Headlines News :
Home » » Sholawat Al Fatih” yang Bid’ah

Sholawat Al Fatih” yang Bid’ah

Written By Unknown on Jumat, 15 Februari 2013 | 08.47

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Foto: ‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

“Sholawat Al Fatih” yang Bid’ah 

Sholawat ini juga sering digunakan orang dan sudah tersebar luas di masyarakat, padahalredaksi/ kalimatnya adalah tidak sesuai dengan tuntunan Rosuulullooh . Perhatikanlah redaksi sholawat Al Fatih berikut ini, yang hendaknya kaum Muslimin mewaspadainya dan menjauhinya :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَااُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَاسَبَقَ نَاصِرِالْحَقِّ ‍ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلَى صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم وَعَلَى اَلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ

(Alloohumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil faatihi lima ughliqo wal khootimi lima sabaqo naashiril haqqi bil haqqi wal Haadi ilaa shiroothikal mustaqiimi wa ‘alaa alihi haqqo qodrihi wa miqdaarihil ‘adziimi)

Artinya:

“Ya Allooh, limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pembuka sesuatu yang tertutup, dan penutup segala sesuatu sebelumnya (pamungkas), penolong kebenaran dengan kebenaran, pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga rahmat-Mu dilimpahkan kepada keluarganya yaitu rahmat yang sesuai dengan kepangkatan Nabi Muhammad 
Sholawat Al Fatih ini telah tersebar di masyarakat dan biasa dipakai oleh Imaam-Imaam sebelum sholat di masjid-masjid dan didzikirkan dengan suara keras bersama-sama (koor).

Menurut Syaikh Jamiil Zainu, bahwa Sholawat Al Fatih ini adalah diantara Dzikir yang Bid’ah, dipakai sebagai ibadah kepada Allooh Subhanahu Wa Ta'ala oleh pengikut-pengikut daripadaThoriqoh Tijaniyyah. Thoriqoh Tijaniyyah tersebut bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Perlu diketahui, bahwa Sufi bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Walaupun Sufi itu banyak sekte-nya tetapi mereka itu bukan tergolong Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, meskipun mereka itu mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Mereka itu sebenarnya adalah pengikut Tijaniyyah.

Lalu, kata Syaikh Jamiil Zainu, “Adapun ucapan sholawat bersama-sama dalam satu suara (serempak) dengan suara yang nyaring, maka itu termasuk Bid’ah. Tidak ada contoh dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallammaupun Shohabat. Kita ketahui bersama bahwa Ibadah itu adalah dibangun diatas apa yang berasal dari Syari’at yang bijak dari Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka, Wajib bagi kita untuk mengikuti Pendahulu kita dari kalangan orang-orang yang shoolih dengan amalan mereka yang mereka kerjakan, dan menghentikan diri dari apa yang mereka tinggalkan. Benarlah orang yang mengatakan bahwa segala kebaikan berada dalam mengikuti Pendahulu Ummat yang shoolih, dan segala kejahatan adalah didalam ber-Bid’ah terhadap orang-orang belakang (– orang-orang zaman sekarang / muta’akhiriin –).”

Keutamaan Sholawat Al Fatih, yang diyakini oleh para pengikutnya (sebagaimana dinukil dari “Ensiklopedi tentang Agama, Sekte dan Pemikiran-Pemikiran masa Kini”, yang ditulis oleh Organisasi Pemuda Islam Internasional), adalah sebagai berikut:

1. Menurut kata mereka, sholawat tersebut diperoleh melalui mimpi dimana Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallammemberitahu bahwa barangsiapa yang membaca Sholawat Al Fatih satu kali maka sama dengan membaca Al Qur’an enam kali khatam.

2. Menurut kata mereka, (lagi-lagi kata mereka adalah melalui mimpi), bahwa Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallammemberitahukan untuk kedua kalinya bahwa membaca Sholawat Al Fatih satu kali adalah sama dengan membaca Al Qur’an enam ribu kali khatam.
Ahmad At Tiijaanii, seorang dari Al Jazair yang merupakan perintis Thoriqoh Tiijaaniiyyah, mengatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallamdalam mimpinya, lalu Rosuulullooh mengajarkan hal tersebut diatas padanya.
(– Memang Jin dan Syaithoon dapat memberikan talbis (tipuan) terhadap manusia dengan cara seperti itu –)

3. Kalau orang ingin mendapatkan keutamaan dan fadhilah yang sedemikian besarnya tersebut (sampai 6000 kali khatam bacaan Al Qur’an), maka harus pernah belajar dari seorang Sufi Tiijaanii, karena orang tersebut mendapatkan dari gurunya, dan gurunya juga mendapatkan dari guru sebelumnya dan seterusnya, sampai kepada Ahmad At Tiijaanii. Kalau hanya belajar sendiri (autodidak), maka orang tersebut tidak akan mendapatkan keutamaan seperti ini, demikian menurut mereka. Dan hal ini merupakan politis daripada Thoriqoh Tiijaaniiyyah, dimana orang diharuskan untuk terikat kepada Thoriqoh mereka.

4. Menurut mereka, Sholawat Al Fatih tersebut adalah bagian dari Firman Allooh Subhanahu Wa Ta'ala, yang sama statusnya dengan Hadits Qudsi. Lihat hal ini dalam Kitab mereka yakni Ad Durah Al Fariidah.

5. Menurut mereka, siapa yang membaca Sholawat Al Fatih sepuluh kali, maka ia akan mendapat pahala lebih banyak dibandingkan orang yang tahu tentang Allooh Subhanahu Wa Ta'alaseribu-ribu kali (satu juta kali).

6. Menurut mereka, siapa yang membaca Sholawat Al Fatih satu kali, maka dosa-dosanya akan dihapus dan kebaikannya akan ditimbang sama dengan timbangan enam ribu kali tasbih, do’a dan dzikir yang terjadi di alam semesta ini.

Walaupun demikian dahsyatnya keutamaan Sholawat Al Fatih yang digembar-gemborkan olehThoriqoh Sufi Tiijaaniiyyah, hendaknya kaum Muslimin tidak terkecoh oleh janji-janji muluk-muluk tersebut, yang tidak ada landasannya secara Shohiih dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Karena hendaknya diingat kaidah yang telah disampaikan dalam Hadits melalui ‘Aa’isyah RadhiaAllahu 'anhuma diatas, bahwa “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak.”

Jadi, walaupun seindah dan sedahsyat apa pun janji-janji keutamaan Sholawat Al Fatih, amalan tersebut tetap saja tertolak karena tidak berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam secara shohiih.

Berikut ini, disampaikan Fatwa dari Lajnah Ad Daa’imah, Majlis Ulama Saudi Arabiaberkenaan dengan sesatnya Sufi Tijaniyyah (– lihat Fatwa-Fatwa Lajnah Daa’imah terlampir –), bahkan terhukumi Kufur dan Sesat, adalah karena beberapa perkara:

1.Tijaaniiyyah adalah Thoriqoh Sufiyyah yang munkar yang tidak sesuai dengan petunjuk Al Islam. Banyak kesyirikan yang mereka yakini dan keluar dari ajaran Islam. Ahmad bin Muhammad At Tiijaanii pendiri Thoriqoh Sufiyyah ini telah berlaku kultus terhadap anak buah dan pengikutnya, terutama dalam perkara-perkara yang berkenaan dengan karakteristik Risaalah ini, bahkan meng-klaim sebagai Tuhan dan diikuti oleh para pendukungnya (– Ini adalah Ghuluw –)

2. Dia meyakini adanya Wihdatul Wujud dan mengatakan bahwa Allooh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan pemberian yang besar kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu diberikan kepada para nabi dan lalu kepadanya (Ahmad Tijaani).

3. Thoriiqoh At Tijaani mempunyai Kitab yang berjudul Jawaahirul Ma’ani, yang memuat hadits-haditsnya Ahmad Tiijaanii, yang dihimpun oleh muridnya yang bernama Ali Kharazindalam Kitabnya yang berjudul Rimaahizbi Ar Rohiim.

4. Ahmad Tiijaanii nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Al Muhtar bin Ahmad bin Muhammad Salim At Tiijaanii. Hidup di tahun 1737 – 1815 Masehi (abad ke-19 masehi). Jadi baru kira-kira 115 tahun yang lalu, dan dia adalah seorang Al Jazair.
Jadi, Sholawat Al Fatih (Sholawat Tiijaaniiyyah) adalah sholawat hasil karangan orang abad ke-19 Masehi. Tidak layak bagi kaum Muslimin untuk mengikuti ajarannya, baik thoriqot-nya maupun sholawat-nya karena sholawat tersebut memang bukan berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan banyaknya penyimpangan serta kesesatan dalamThoriiqot tersebut.

وأسأل الله لي ولكم التوفيق والسداد، وأن يثبِّتنا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة، وألا يزيغ قلوبنا بعد إذ هدانا، وأن يهب لنا منه رحمة إنه هو الوهَّاب. 

والله المستعان‎
Sholawat ini juga sering digunakan orang dan sudah tersebar luas di masyarakat, padahalredaksi/ kalimatnya adalah tidak sesuai dengan tuntunan Rosuulullooh . Perhatikanlah redaksi sholawat Al Fatih berikut ini, yang hendaknya kaum Muslimin mewaspadainya dan menjauhinya :


اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَااُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَاسَبَقَ نَاصِرِالْحَقِّ ‍ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلَى صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم وَعَلَى اَلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ


(Alloohumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil faatihi lima ughliqo wal khootimi lima sabaqo naashiril haqqi bil haqqi wal Haadi ilaa shiroothikal mustaqiimi wa ‘alaa alihi haqqo qodrihi wa miqdaarihil ‘adziimi)


Artinya:


“Ya Allooh, limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pembuka sesuatu yang tertutup, dan penutup segala sesuatu sebelumnya (pamungkas), penolong kebenaran dengan kebenaran, pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Semoga rahmat-Mu dilimpahkan kepada keluarganya yaitu rahmat yang sesuai dengan kepangkatan Nabi Muhammad

Sholawat Al Fatih ini telah tersebar di masyarakat dan biasa dipakai oleh Imaam-Imaam sebelum sholat di masjid-masjid dan didzikirkan dengan suara keras bersama-sama (koor).


Menurut Syaikh Jamiil Zainu, bahwa Sholawat Al Fatih ini adalah diantara Dzikir yang Bid’ah, dipakai sebagai ibadah kepada Allooh Subhanahu Wa Ta'ala oleh pengikut-pengikut daripadaThoriqoh Tijaniyyah. Thoriqoh Tijaniyyah tersebut bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Perlu diketahui, bahwa Sufi bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Walaupun Sufi itu banyak sekte-nya tetapi mereka itu bukan tergolong Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, meskipun mereka itu mengaku-ngaku sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Mereka itu sebenarnya adalah pengikut Tijaniyyah.


Lalu, kata Syaikh Jamiil Zainu, “Adapun ucapan sholawat bersama-sama dalam satu suara (serempak) dengan suara yang nyaring, maka itu termasuk Bid’ah. Tidak ada contoh dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallammaupun Shohabat. Kita ketahui bersama bahwa Ibadah itu adalah dibangun diatas apa yang berasal dari Syari’at yang bijak dari Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka, Wajib bagi kita untuk mengikuti Pendahulu kita dari kalangan orang-orang yang shoolih dengan amalan mereka yang mereka kerjakan, dan menghentikan diri dari apa yang mereka tinggalkan. Benarlah orang yang mengatakan bahwa segala kebaikan berada dalam mengikuti Pendahulu Ummat yang shoolih, dan segala kejahatan adalah didalam ber-Bid’ah terhadap orang-orang belakang (– orang-orang zaman sekarang / muta’akhiriin –).”


Keutamaan Sholawat Al Fatih, yang diyakini oleh para pengikutnya (sebagaimana dinukil dari “Ensiklopedi tentang Agama, Sekte dan Pemikiran-Pemikiran masa Kini”, yang ditulis oleh Organisasi Pemuda Islam Internasional), adalah sebagai berikut:


1. Menurut kata mereka, sholawat tersebut diperoleh melalui mimpi dimana Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallammemberitahu bahwa barangsiapa yang membaca Sholawat Al Fatih satu kali maka sama dengan membaca Al Qur’an enam kali khatam.


2. Menurut kata mereka, (lagi-lagi kata mereka adalah melalui mimpi), bahwa Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallammemberitahukan untuk kedua kalinya bahwa membaca Sholawat Al Fatih satu kali adalah sama dengan membaca Al Qur’an enam ribu kali khatam.

Ahmad At Tiijaanii, seorang dari Al Jazair yang merupakan perintis Thoriqoh Tiijaaniiyyah, mengatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallamdalam mimpinya, lalu Rosuulullooh mengajarkan hal tersebut diatas padanya.

(– Memang Jin dan Syaithoon dapat memberikan talbis (tipuan) terhadap manusia dengan cara seperti itu –)


3. Kalau orang ingin mendapatkan keutamaan dan fadhilah yang sedemikian besarnya tersebut (sampai 6000 kali khatam bacaan Al Qur’an), maka harus pernah belajar dari seorang Sufi Tiijaanii, karena orang tersebut mendapatkan dari gurunya, dan gurunya juga mendapatkan dari guru sebelumnya dan seterusnya, sampai kepada Ahmad At Tiijaanii. Kalau hanya belajar sendiri (autodidak), maka orang tersebut tidak akan mendapatkan keutamaan seperti ini, demikian menurut mereka. Dan hal ini merupakan politis daripada Thoriqoh Tiijaaniiyyah, dimana orang diharuskan untuk terikat kepada Thoriqoh mereka.


4. Menurut mereka, Sholawat Al Fatih tersebut adalah bagian dari Firman Allooh Subhanahu Wa Ta'ala, yang sama statusnya dengan Hadits Qudsi. Lihat hal ini dalam Kitab mereka yakni Ad Durah Al Fariidah.


5. Menurut mereka, siapa yang membaca Sholawat Al Fatih sepuluh kali, maka ia akan mendapat pahala lebih banyak dibandingkan orang yang tahu tentang Allooh Subhanahu Wa Ta'alaseribu-ribu kali (satu juta kali).


6. Menurut mereka, siapa yang membaca Sholawat Al Fatih satu kali, maka dosa-dosanya akan dihapus dan kebaikannya akan ditimbang sama dengan timbangan enam ribu kali tasbih, do’a dan dzikir yang terjadi di alam semesta ini.


Walaupun demikian dahsyatnya keutamaan Sholawat Al Fatih yang digembar-gemborkan olehThoriqoh Sufi Tiijaaniiyyah, hendaknya kaum Muslimin tidak terkecoh oleh janji-janji muluk-muluk tersebut, yang tidak ada landasannya secara Shohiih dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Karena hendaknya diingat kaidah yang telah disampaikan dalam Hadits melalui ‘Aa’isyah RadhiaAllahu 'anhuma diatas, bahwa “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak.”


Jadi, walaupun seindah dan sedahsyat apa pun janji-janji keutamaan Sholawat Al Fatih, amalan tersebut tetap saja tertolak karena tidak berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam secara shohiih.


Berikut ini, disampaikan Fatwa dari Lajnah Ad Daa’imah, Majlis Ulama Saudi Arabiaberkenaan dengan sesatnya Sufi Tijaniyyah (– lihat Fatwa-Fatwa Lajnah Daa’imah terlampir –), bahkan terhukumi Kufur dan Sesat, adalah karena beberapa perkara:


1.Tijaaniiyyah adalah Thoriqoh Sufiyyah yang munkar yang tidak sesuai dengan petunjuk Al Islam. Banyak kesyirikan yang mereka yakini dan keluar dari ajaran Islam. Ahmad bin Muhammad At Tiijaanii pendiri Thoriqoh Sufiyyah ini telah berlaku kultus terhadap anak buah dan pengikutnya, terutama dalam perkara-perkara yang berkenaan dengan karakteristik Risaalah ini, bahkan meng-klaim sebagai Tuhan dan diikuti oleh para pendukungnya (– Ini adalah Ghuluw –)


2. Dia meyakini adanya Wihdatul Wujud dan mengatakan bahwa Allooh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan pemberian yang besar kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu diberikan kepada para nabi dan lalu kepadanya (Ahmad Tijaani).


3. Thoriiqoh At Tijaani mempunyai Kitab yang berjudul Jawaahirul Ma’ani, yang memuat hadits-haditsnya Ahmad Tiijaanii, yang dihimpun oleh muridnya yang bernama Ali Kharazindalam Kitabnya yang berjudul Rimaahizbi Ar Rohiim.


4. Ahmad Tiijaanii nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Al Muhtar bin Ahmad bin Muhammad Salim At Tiijaanii. Hidup di tahun 1737 – 1815 Masehi (abad ke-19 masehi). Jadi baru kira-kira 115 tahun yang lalu, dan dia adalah seorang Al Jazair.

Jadi, Sholawat Al Fatih (Sholawat Tiijaaniiyyah) adalah sholawat hasil karangan orang abad ke-19 Masehi. Tidak layak bagi kaum Muslimin untuk mengikuti ajarannya, baik thoriqot-nya maupun sholawat-nya karena sholawat tersebut memang bukan berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan banyaknya penyimpangan serta kesesatan dalamThoriiqot tersebut.


وأسأل الله لي ولكم التوفيق والسداد، وأن يثبِّتنا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة، وألا يزيغ قلوبنا بعد إذ هدانا، وأن يهب لنا منه رحمة إنه هو الوهَّاب.


والله المستعان
 

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Amru Farm | AYCUNA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Mushala Amru Ciangkrong - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by AYCUNA