Sholawat ini juga sering digunakan orang dan sudah tersebar luas di
masyarakat, padahalredaksi/ kalimatnya adalah tidak sesuai dengan
tuntunan Rosuulullooh . Perhatikanlah redaksi sholawat Al Fatih berikut ini, yang hendaknya kaum Muslimin mewaspadainya dan menjauhinya :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَااُغْلِقَ
وَالْخَاتِمِ لِمَاسَبَقَ نَاصِرِالْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلَى
صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم وَعَلَى اَلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ
الْعَظِيْمِ
(Alloohumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil
faatihi lima ughliqo wal khootimi lima sabaqo naashiril haqqi bil haqqi
wal Haadi ilaa shiroothikal mustaqiimi wa ‘alaa alihi haqqo qodrihi wa
miqdaarihil ‘adziimi)
Artinya:
“Ya Allooh,
limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
pembuka sesuatu yang tertutup, dan penutup segala sesuatu sebelumnya
(pamungkas), penolong kebenaran dengan kebenaran, pemberi petunjuk
kepada jalan yang lurus. Semoga rahmat-Mu dilimpahkan kepada keluarganya
yaitu rahmat yang sesuai dengan kepangkatan Nabi Muhammad
Sholawat
Al Fatih ini telah tersebar di masyarakat dan biasa dipakai oleh
Imaam-Imaam sebelum sholat di masjid-masjid dan didzikirkan dengan suara
keras bersama-sama (koor).
Menurut Syaikh Jamiil Zainu, bahwa
Sholawat Al Fatih ini adalah diantara Dzikir yang Bid’ah, dipakai
sebagai ibadah kepada Allooh Subhanahu Wa Ta'ala oleh pengikut-pengikut
daripadaThoriqoh Tijaniyyah. Thoriqoh Tijaniyyah tersebut bukanlah Ahlus
Sunnah Wal Jamaa’ah. Perlu diketahui, bahwa Sufi bukanlah Ahlus Sunnah
Wal Jamaa’ah. Walaupun Sufi itu banyak sekte-nya tetapi mereka itu bukan
tergolong Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, meskipun mereka itu mengaku-ngaku
sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah. Mereka itu sebenarnya adalah pengikut
Tijaniyyah.
Lalu, kata Syaikh Jamiil Zainu, “Adapun ucapan
sholawat bersama-sama dalam satu suara (serempak) dengan suara yang
nyaring, maka itu termasuk Bid’ah. Tidak ada contoh dari Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallammaupun Shohabat. Kita ketahui bersama bahwa
Ibadah itu adalah dibangun diatas apa yang berasal dari Syari’at yang
bijak dari Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka, Wajib bagi kita
untuk mengikuti Pendahulu kita dari kalangan orang-orang yang shoolih
dengan amalan mereka yang mereka kerjakan, dan menghentikan diri dari
apa yang mereka tinggalkan. Benarlah orang yang mengatakan bahwa segala
kebaikan berada dalam mengikuti Pendahulu Ummat yang shoolih, dan segala
kejahatan adalah didalam ber-Bid’ah terhadap orang-orang belakang (–
orang-orang zaman sekarang / muta’akhiriin –).”
Keutamaan
Sholawat Al Fatih, yang diyakini oleh para pengikutnya (sebagaimana
dinukil dari “Ensiklopedi tentang Agama, Sekte dan Pemikiran-Pemikiran
masa Kini”, yang ditulis oleh Organisasi Pemuda Islam Internasional),
adalah sebagai berikut:
1. Menurut kata mereka, sholawat
tersebut diperoleh melalui mimpi dimana Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi
Wasallammemberitahu bahwa barangsiapa yang membaca Sholawat Al Fatih
satu kali maka sama dengan membaca Al Qur’an enam kali khatam.
2. Menurut kata mereka, (lagi-lagi kata mereka adalah melalui mimpi),
bahwa Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallammemberitahukan untuk
kedua kalinya bahwa membaca Sholawat Al Fatih satu kali adalah sama
dengan membaca Al Qur’an enam ribu kali khatam.
Ahmad At Tiijaanii,
seorang dari Al Jazair yang merupakan perintis Thoriqoh Tiijaaniiyyah,
mengatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan Rosuulullooh Shallallahu
'Alaihi Wasallamdalam mimpinya, lalu Rosuulullooh mengajarkan hal
tersebut diatas padanya.
(– Memang Jin dan Syaithoon dapat memberikan talbis (tipuan) terhadap manusia dengan cara seperti itu –)
3. Kalau orang ingin mendapatkan keutamaan dan fadhilah yang sedemikian
besarnya tersebut (sampai 6000 kali khatam bacaan Al Qur’an), maka
harus pernah belajar dari seorang Sufi Tiijaanii, karena orang tersebut
mendapatkan dari gurunya, dan gurunya juga mendapatkan dari guru
sebelumnya dan seterusnya, sampai kepada Ahmad At Tiijaanii. Kalau hanya
belajar sendiri (autodidak), maka orang tersebut tidak akan mendapatkan
keutamaan seperti ini, demikian menurut mereka. Dan hal ini merupakan
politis daripada Thoriqoh Tiijaaniiyyah, dimana orang diharuskan untuk
terikat kepada Thoriqoh mereka.
4. Menurut mereka, Sholawat Al
Fatih tersebut adalah bagian dari Firman Allooh Subhanahu Wa Ta'ala,
yang sama statusnya dengan Hadits Qudsi. Lihat hal ini dalam Kitab
mereka yakni Ad Durah Al Fariidah.
5. Menurut mereka, siapa
yang membaca Sholawat Al Fatih sepuluh kali, maka ia akan mendapat
pahala lebih banyak dibandingkan orang yang tahu tentang Allooh
Subhanahu Wa Ta'alaseribu-ribu kali (satu juta kali).
6.
Menurut mereka, siapa yang membaca Sholawat Al Fatih satu kali, maka
dosa-dosanya akan dihapus dan kebaikannya akan ditimbang sama dengan
timbangan enam ribu kali tasbih, do’a dan dzikir yang terjadi di alam
semesta ini.
Walaupun demikian dahsyatnya keutamaan Sholawat Al
Fatih yang digembar-gemborkan olehThoriqoh Sufi Tiijaaniiyyah,
hendaknya kaum Muslimin tidak terkecoh oleh janji-janji muluk-muluk
tersebut, yang tidak ada landasannya secara Shohiih dari Rosuulullooh
Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Karena hendaknya diingat kaidah yang telah
disampaikan dalam Hadits melalui ‘Aa’isyah RadhiaAllahu 'anhuma diatas,
bahwa “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami
ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak.”
Jadi, walaupun seindah dan sedahsyat apa pun janji-janji keutamaan
Sholawat Al Fatih, amalan tersebut tetap saja tertolak karena tidak
berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam secara shohiih.
Berikut ini, disampaikan Fatwa dari Lajnah Ad Daa’imah, Majlis Ulama
Saudi Arabiaberkenaan dengan sesatnya Sufi Tijaniyyah (– lihat
Fatwa-Fatwa Lajnah Daa’imah terlampir –), bahkan terhukumi Kufur dan
Sesat, adalah karena beberapa perkara:
1.Tijaaniiyyah adalah
Thoriqoh Sufiyyah yang munkar yang tidak sesuai dengan petunjuk Al
Islam. Banyak kesyirikan yang mereka yakini dan keluar dari ajaran
Islam. Ahmad bin Muhammad At Tiijaanii pendiri Thoriqoh Sufiyyah ini
telah berlaku kultus terhadap anak buah dan pengikutnya, terutama dalam
perkara-perkara yang berkenaan dengan karakteristik Risaalah ini, bahkan
meng-klaim sebagai Tuhan dan diikuti oleh para pendukungnya (– Ini
adalah Ghuluw –)
2. Dia meyakini adanya Wihdatul Wujud dan
mengatakan bahwa Allooh Subhanahu Wa Ta'ala memberikan pemberian yang
besar kepada Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam lalu diberikan kepada
para nabi dan lalu kepadanya (Ahmad Tijaani).
3. Thoriiqoh At
Tijaani mempunyai Kitab yang berjudul Jawaahirul Ma’ani, yang memuat
hadits-haditsnya Ahmad Tiijaanii, yang dihimpun oleh muridnya yang
bernama Ali Kharazindalam Kitabnya yang berjudul Rimaahizbi Ar Rohiim.
4. Ahmad Tiijaanii nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Al
Muhtar bin Ahmad bin Muhammad Salim At Tiijaanii. Hidup di tahun 1737 –
1815 Masehi (abad ke-19 masehi). Jadi baru kira-kira 115 tahun yang
lalu, dan dia adalah seorang Al Jazair.
Jadi, Sholawat Al Fatih
(Sholawat Tiijaaniiyyah) adalah sholawat hasil karangan orang abad ke-19
Masehi. Tidak layak bagi kaum Muslimin untuk mengikuti ajarannya, baik
thoriqot-nya maupun sholawat-nya karena sholawat tersebut memang bukan
berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan banyaknya
penyimpangan serta kesesatan dalamThoriiqot tersebut.
وأسأل
الله لي ولكم التوفيق والسداد، وأن يثبِّتنا بالقول الثابت في الحياة
الدنيا وفي الآخرة، وألا يزيغ قلوبنا بعد إذ هدانا، وأن يهب لنا منه رحمة
إنه هو الوهَّاب.
والله المستعان
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !