Headlines News :
Home » » “Sholawat Nariyyah” yang mengandung kesyirikan

“Sholawat Nariyyah” yang mengandung kesyirikan

Written By Unknown on Jumat, 15 Februari 2013 | 08.49

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Foto: ‎“Sholawat Nariyyah” yang mengandung kesyirikan 

Redaksi Sholawat Nariyyah yang berbunyi:

اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذي تنحل به العقد وتتفرج به الكرب وتقضى به الحوائج ، وتنال به الرغائب ، وحسن الخواتيم ، ويستسقى الغمام بوجهه الكريم ، وعلى آله وصحبه في كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك

“Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaaiju wa tunaalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomaamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka.”

Artinya:

“Ya Allooh, berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan masalah, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, pemberi husnul khootimah, pemberi awan hujan dengan wajahnya yang mulia, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuan-Mu.”

Itulah redaksi/ kalimat Sholawat Nariyyah yang juga sudah tersebar di masyarakat Indonesia. Di India, sholawat Nariyyah ini dibaca orang sebanyak 4.444 (empat ribu empat ratus empat puluh empat) kali, apabila terjadi musibah atau kesulitan di suatu rumah. Dan menurut kepercayaan mereka, bahwa orang yang membacanya akan mendapatkan sejenis karomah.

Hendaknya kaum Muslimin tidak terkecoh dengan janji-janji keutamaan Sholawat Nariyyah sebagaimana yang mereka katakan itu. Dan perhatikanlah bahwa diantara kalimat/ redaksiSholawat Nariyyah itu justru terdapat unsur kesyirikan, oleh karena itu sangat berbahaya bila diamalkan oleh kaum Muslimin.

Berikut ini adalah Fatwa dari Para Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah yang melarang kaum Muslimin untuk membaca sholawat Nariyyahtersebut, antara lain:

1. Kalimat yang tercantum dalam Sholawat Nariyyah tersebut jelas merupakan Bid’ahdan Syirik: “….penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatanmasalah, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, pemberi husnul khootimah, pemberi awan hujan dengan wajahnya yang mulia…”

Padahal sebagaimana yang telah dijelaskan dalam banyak firman Allooh Subhanahu Wa Ta'ala diatas antara lain dalam QS. Yunus (10) ayat 49 dan QS. Al An’aam (6) ayat 17, bahwa yang dapat melepaskan manusia dari berbagai masalah adalah Allooh Subhanahu Wa Ta'ala, dan bukan Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Oleh karena itu redaksi Sholawat Nariyyah adalah tidak sesuai dengan‘Aqiidah, dan bahkan orang yang mengamalkan sholawat Nariyyah tersebut lalu ia meyakini bahwa Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam lah yang dapat memberikan maslahat dan menghilangkanmadhorot bagi dirinya, maka ia telah jatuh pada kesyirikan.

Dengan demikian, pembaca sholawat Nariyyah akan melakukan berbagai kebaathilan, yakni di satu sisi adalah menyalahi / menyelisihi Syar’i, dan disisi lain adalah melakukan kesyirikan serta kultus terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

2. Dinukil dari perkataan Ibnu Rojab Al Hanbali Rahimahullah , kata beliau bahwa Hadits “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak.” – adalah termasuk pokok-pokok Islam didalamnya, dan sebagai suatu standar bahwa amalan apapun dari seseorang itu haruslah dengan niat karena Allooh Subhanahu Wa Ta'ala. Jadi orang yang beramal itu tidak akan mendapatkan pahala, kalau ia tidak meniatkannya hanya semata-mata untuk mendapatkan pahala dari Allooh Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana akan gagal pula amalannya, jika amalannya tersebut tidak bersumber dari tuntunan / ajaran Muhammad Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Maka kata beliau Rahimahullah bahwa setiap yang baru dalam dien dan tidak diizinkan oleh Allooh Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosuul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka ia bukanlah bagian dari dien.

3. Demikian pula Imaam An Nawawy Rahimahullah ه mengatakan bahwa dalam Hadits “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak” – terdapat suatu kaidah yang besar dari kaidah-kaidah Islam. Dan ia merupakan kalimat yang sederhana / simpel dan jelas dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang merupakan penolakan terhadap Bid’ah dan perkara-perkara baru dalam dien. Sedangkan orang yang membangkang dengan melakukan amalan-amalan yang Bid’ah, maka akan berakibat pada tertolaknya amalan-amalannya tersebut.

4. Fatwa dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziiz bin Baaz Rahimahullah menyatakan bahwa, “Sholawat Nariyyah bukan berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Bahkan dikatakan bahwa, Sholawat Nariyyah adalah termasuk do’a-do’a dari orang-orang Sufi, bukan bagian dari Sunnah Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam, oleh karena itusholawat tersebut termasuk yang menyesatkan kaum Mu’miniin, dan hendaknya kita hindari.

5. Fatwa dari Syaikh ‘Abdurrohmaan bin Nashir Al Barrok, “Orang yang berdo’a dengan bertawassul dengan sholawat tersebut (sholawat Nariyyah), maka hukumnya Harom, karena lafadznya antara Syirik dan Bid’ah.”

Jadi, sholawat Nariyyah yang didalamnya mengandung kesyirikan dank ke-Bid’ahanadalah Harom. Orang-orang Sufi yang terkenal suka mengada-ada atau berbuat Bid’ah, menjadikan seakan-akan sholawat tersebut memiliki keutamaan-keutamaan yang Allooh Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosuul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah menjelaskan atau mengajarkannya seperti itu. Oleh karena itu, terhitung sebagai perkara yang munkar. Bahkan namanya saja adalahSholawat Nariyyah, yang artinya adalah Sholawat Neraka.

والله المستعان‎
Redaksi Sholawat Nariyyah yang berbunyi:

اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد الذي تنحل به العقد وتتفرج به الكرب وتقضى به الحوائج ، وتنال به الرغائب ، وحسن الخواتيم ، ويستسقى الغمام بوجهه الكريم ، وعلى آله وصحبه في كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك

“Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaaiju wa tunaalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomaamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka.”

Artinya:

“Ya Allooh, berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan masalah, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, pemberi husnul khootimah, pemberi awan hujan dengan wajahnya yang mulia, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuan-Mu.”

Itulah redaksi/ kalimat Sholawat Nariyyah yang juga sudah tersebar di masyarakat Indonesia. Di India, sholawat Nariyyah ini dibaca orang sebanyak 4.444 (empat ribu empat ratus empat puluh empat) kali, apabila terjadi musibah atau kesulitan di suatu rumah. Dan menurut kepercayaan mereka, bahwa orang yang membacanya akan mendapatkan sejenis karomah.

Hendaknya kaum Muslimin tidak terkecoh dengan janji-janji keutamaan Sholawat Nariyyah sebagaimana yang mereka katakan itu. Dan perhatikanlah bahwa diantara kalimat/ redaksiSholawat Nariyyah itu justru terdapat unsur kesyirikan, oleh karena itu sangat berbahaya bila diamalkan oleh kaum Muslimin.

Berikut ini adalah Fatwa dari Para Ulama Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah yang melarang kaum Muslimin untuk membaca sholawat Nariyyahtersebut, antara lain:

1. Kalimat yang tercantum dalam Sholawat Nariyyah tersebut jelas merupakan Bid’ahdan Syirik: “….penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatanmasalah, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, pemberi husnul khootimah, pemberi awan hujan dengan wajahnya yang mulia…”

Padahal sebagaimana yang telah dijelaskan dalam banyak firman Allooh Subhanahu Wa Ta'ala diatas antara lain dalam QS. Yunus (10) ayat 49 dan QS. Al An’aam (6) ayat 17, bahwa yang dapat melepaskan manusia dari berbagai masalah adalah Allooh Subhanahu Wa Ta'ala, dan bukan Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Oleh karena itu redaksi Sholawat Nariyyah adalah tidak sesuai dengan‘Aqiidah, dan bahkan orang yang mengamalkan sholawat Nariyyah tersebut lalu ia meyakini bahwa Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam lah yang dapat memberikan maslahat dan menghilangkanmadhorot bagi dirinya, maka ia telah jatuh pada kesyirikan.

Dengan demikian, pembaca sholawat Nariyyah akan melakukan berbagai kebaathilan, yakni di satu sisi adalah menyalahi / menyelisihi Syar’i, dan disisi lain adalah melakukan kesyirikan serta kultus terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

2. Dinukil dari perkataan Ibnu Rojab Al Hanbali Rahimahullah , kata beliau bahwa Hadits “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak.” – adalah termasuk pokok-pokok Islam didalamnya, dan sebagai suatu standar bahwa amalan apapun dari seseorang itu haruslah dengan niat karena Allooh Subhanahu Wa Ta'ala. Jadi orang yang beramal itu tidak akan mendapatkan pahala, kalau ia tidak meniatkannya hanya semata-mata untuk mendapatkan pahala dari Allooh Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana akan gagal pula amalannya, jika amalannya tersebut tidak bersumber dari tuntunan / ajaran Muhammad Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Maka kata beliau Rahimahullah bahwa setiap yang baru dalam dien dan tidak diizinkan oleh Allooh Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosuul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka ia bukanlah bagian dari dien.

3. Demikian pula Imaam An Nawawy Rahimahullah ه mengatakan bahwa dalam Hadits “Barangsiapa mengada-adakan perkara baru dalam urusan dien kami ini yang bukan termasuk darinya, maka ia (‘amalan itu) tertolak” – terdapat suatu kaidah yang besar dari kaidah-kaidah Islam. Dan ia merupakan kalimat yang sederhana / simpel dan jelas dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang merupakan penolakan terhadap Bid’ah dan perkara-perkara baru dalam dien. Sedangkan orang yang membangkang dengan melakukan amalan-amalan yang Bid’ah, maka akan berakibat pada tertolaknya amalan-amalannya tersebut.

4. Fatwa dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziiz bin Baaz Rahimahullah menyatakan bahwa, “Sholawat Nariyyah bukan berasal dari Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Bahkan dikatakan bahwa, Sholawat Nariyyah adalah termasuk do’a-do’a dari orang-orang Sufi, bukan bagian dari Sunnah Rosuulullooh Shallallahu 'Alaihi Wasallam, oleh karena itusholawat tersebut termasuk yang menyesatkan kaum Mu’miniin, dan hendaknya kita hindari.

5. Fatwa dari Syaikh ‘Abdurrohmaan bin Nashir Al Barrok, “Orang yang berdo’a dengan bertawassul dengan sholawat tersebut (sholawat Nariyyah), maka hukumnya Harom, karena lafadznya antara Syirik dan Bid’ah.”

Jadi, sholawat Nariyyah yang didalamnya mengandung kesyirikan dank ke-Bid’ahanadalah Harom. Orang-orang Sufi yang terkenal suka mengada-ada atau berbuat Bid’ah, menjadikan seakan-akan sholawat tersebut memiliki keutamaan-keutamaan yang Allooh Subhanahu Wa Ta'ala dan Rosuul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah menjelaskan atau mengajarkannya seperti itu. Oleh karena itu, terhitung sebagai perkara yang munkar. Bahkan namanya saja adalahSholawat Nariyyah, yang artinya adalah Sholawat Neraka.

والله المستعان

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Amru Farm | AYCUNA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Mushala Amru Ciangkrong - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by AYCUNA